KPU Mitra gelar sosialisasi dan pendidikan pemilih sebagai Pilar Demokrasi Berkelanjutan
Belang – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) melaksanakan Sosialisasi Pendidikan Pemilih Berkelanjutan Tahun 2025 pada Jumat, 19 Desember 2025, bertempat di Balai Pertemuan Umum (BPU) Desa Molompar, Kecamatan Belang. Kegiatan ini menyasar pemilih muda sebagai bagian dari penguatan kesadaran berdemokrasi secara berkelanjutan di luar tahapan pemilu. Kegiatan tersebut menghadirkan peserta dari Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan Pemuda GAMKI (Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia), serta melibatkan unsur kepolisian dan organisasi kepemudaan sebagai narasumber. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mampu memperluas sudut pandang pemilih muda dalam memahami demokrasi secara komprehensif dan bertanggung jawab. Kegiatan secara resmi dibuka oleh Anggota KPU Kabupaten Minahasa Tenggara, Ketua Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi, Aulia Syukur. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa Pendidikan Pemilih Berkelanjutan dan Pemutakhiran Data Pemilih Berkelanjutan (PDPB) merupakan program nasional KPU RI yang dilaksanakan secara konsisten. Menurutnya, generasi muda memiliki posisi strategis dalam penguatan demokrasi, khususnya di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital. Oleh karena itu, pemilih muda didorong untuk meningkatkan literasi digital, bersikap kritis terhadap arus informasi, serta memanfaatkan teknologi secara bijak demi mendukung demokrasi yang sehat. Kegiatan ini turut dihadiri oleh jajaran KPU Kabupaten Minahasa Tenggara, yakni Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan Satro Mokoagow, Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM Lucky Mamahit, Sekretaris KPU Minahasa Tenggara Fajri Monoarfa, serta Kasubbag Hukum dan SDM beserta staf Sekretariat KPU. Dalam penyampaiannya, Satro Mokoagow menyampaikan bahwa karakter generasi muda yang adaptif terhadap perubahan zaman dan teknologi informasi merupakan modal penting dalam memperkuat kualitas demokrasi. Ia menekankan bahwa kepekaan tersebut perlu diimbangi dengan pemahaman nilai-nilai demokrasi dan integritas, agar partisipasi politik generasi muda dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan demokrasi yang berkelanjutan. Sementara itu, Lucky Mamahit menekankan bahwa pendidikan pemilih berkelanjutan bertujuan membangun kesadaran jangka panjang mengenai hak dan kewajiban warga negara dalam demokrasi. Pemilih muda perlu dibekali pola pikir objektif, rasional, dan bertanggung jawab agar nilai-nilai demokrasi tidak berhenti pada momentum pemungutan suara semata, tetapi terus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga menegaskan pentingnya kedewasaan dalam menyikapi dinamika politik, ketahanan terhadap isu-isu provokatif, serta komitmen menolak praktik politik uang sebagai bagian dari proses pendewasaan demokrasi yang harus terus digaungkan bersama generasi muda. Sebagai narasumber, Perwakilan Polres Minahasa Tenggara, yakni Kabag Ops Polres Mitra AKP Agus Julianto dan Kasat Intelkam Deni Peoni, menyampaikan materi mengenai Peran Kepolisian dalam Membangun Demokrasi dan dalam Pendidikan Pemilih. Dalam pemaparannya, disampaikan bahwa kepolisian memiliki peran penting dalam menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya demokrasi, melalui upaya pencegahan potensi konflik, pengawasan terhadap praktik politik uang, serta penanggulangan penyebaran hoaks dan provokasi yang dapat mengganggu stabilitas dan kepercayaan publik. Sementara itu, Ketua GAMKI Minahasa Tenggara, Debby Watania, membawakan materi “Pemilih Muda sebagai Penentu Masa Depan Demokrasi”. Ia mengajak peserta untuk memahami proses pemilihan secara utuh dan mengambil keputusan politik secara rasional. Pemilih muda diingatkan agar tidak terpengaruh oleh popularitas sesaat, iming-iming pemberian, maupun tren di media sosial, melainkan menilai calon pemimpin berdasarkan rekam jejak, visi dan misi, serta informasi yang bersumber dari media yang kredibel. Kemudian Materi selanjutnya mengangkat tema “Menjadi Pemilih Cerdas (Smart Voter)” yang disampaikan oleh PC GP Ansor Minahasa Tenggara, Ridwan Nur Sineke, yang menekankan bahwa penguatan peran pemilih cerdas menjadi kunci dalam menjaga kualitas demokrasi. Menurutnya, praktik politik uang dan penyebaran hoaks merupakan ancaman serius yang dapat merusak sendi-sendi demokrasi. Oleh karena itu, peserta didorong untuk selalu menerapkan prinsip saring sebelum sharing serta memanfaatkan saluran resmi apabila menemukan dugaan pelanggaran dalam proses demokrasi. Melalui diskusi panel yang dipandu moderator dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, peserta diajak untuk membangun pola pikir kritis, dewasa, dan bertanggung jawab dalam menyikapi berbagai dinamika politik. Kegiatan ini juga menegaskan pentingnya peran pemuda sebagai pionir yang dapat meneruskan nilai-nilai demokrasi dan toleransi dalam ruang-ruang diskusi di komunitas masing-masing. Pelaksanaan kegiatan di Kecamatan Belang dipilih sebagai bagian dari upaya memperkuat kerukunan umat beragama di Kabupaten Minahasa Tenggara, sekaligus memitigasi potensi konflik sosial melalui peningkatan kesiapsiagaan, literasi politik, dan kolaborasi lintas sektor. Melalui kegiatan ini, KPU Kabupaten Minahasa Tenggara berharap pendidikan pemilih berkelanjutan tidak hanya dilaksanakan menjelang tahapan pemilu, tetapi menjadi proses yang terus hidup dalam keseharian masyarakat. Dengan rasionalitas pemilih dan partisipasi kritis generasi muda, demokrasi di Minahasa Tenggara diharapkan semakin berkualitas, inklusif, dan berintegritas. (sosdiklihparmassdm/rf)
Selengkapnya